Kera kera Sangeh memiliki beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok memiliki seekor pemimpin atau bisa dibilang
raja dan seekor Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas
di. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat
terkenal kesakralannya yaitu Pura Bukit Sari.
Pemimpin kera dipilih karena memiliki kekuatan dan kharisma yang sangat
luar biasa. Bahkan mereka memiliki hak-hak yang lebih dibanding kera
lainnya, seperti saat mengawini kera betina atau saat mendapat jatah
makanan yang lebih banyak
Sejarah
Hutan wisata Sangeh ini memang banyak ditumbuhi Tanaman pala
(dipterocarpustrinervis). Menurut informasi hutan pala ini telah
berumur ratusan tahun, bahkan diantara pohon pala tersebut konon ada
yang telah berumur lebih dari tigaratus tahun. Menurut pengelola Taman
Wisata ini, Hutan Wisata Sangeh dibuat sebagai taman dari kerajaan
Mengwi. Agar terlihat cantik taman ini ditanami pohon pala yang khusus
didatangkan dari Gunung Agung. Sebenarnya rencana
pembuatan taman ini sangat dirahasiakan namun akhirnya pembuatan taman
ini diketahui oleh beberapa orang, akibatnya pembuatan taman itu
dihentikan, hingga akhirnya kawasan itu diberi nama Sangeh, yang artingya ada orang yang melihat.
Sesuatu menarik diceritakan oleh pengelola Taman Wisata Sangeh tentang sebuah pohon tua dan akan roboh. Perkiraan banyak orang, pohon tersebut akan roboh kearah Pura Bukit Sari,
namun kenyataanya semua perkiraan salah. Awalnya pohon tersebut akan
ditebang namun tidak ada yang berani karena takut mendapat kutukan.
“Sekitar awal Januari, akhirnya pohon itu tumbang sendiri, mengarah ke
barat daya. Persis antara bangunan Bale Kulkul dan Pewaregan,
sehingga hanya sedikit sekali menimbulkan kerusakan, hanya pada tembok
luar Pewaregan saja. Ini mengherankan karena seharusnya pohon itu
tumbang persis di bangunan utama pura
Selain pala, masih ada tanaman yang
terkenal di hutan Sangeh. Masyarakat setempat biasa menyebutnya Pohon
Lanang Wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang sehingga
menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut
tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat
kelamin pria. Pohon itu tumbuh persis di pelataran depan tempat wisata
Sangeh dan sebenarnya merupakan pohon pule. Di Bali, pohon pule
memiliki banyak keistimewaan karena kayunya sering digunakan untuk
keperluan khusus, misalnya, membuat topeng . Masyarakat kadang-kadang
ada yang meminta kayu tentu saja tidak boleh begitu saja orang
mengambil kayu atau dahannya karena harus disesuaikan dulu hari
baiknya serta memberi persembahan sebagai tanda minta ijin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar